Harta Karun Lanun Di Amerika Utara Amerika

Harta Karun Lanun Di Amerika Utara Amerika

Harta Karun Lanun Harta Karun Kanak-Kanak Mainan Syiling Emas Mainan Harta Karun Jualan langsung pihak kilang

Jakarta, CNBC Indonesia - Temuan "harta karun" di tanah suci Amerika diprediksi bisa mengubah masa depan dunia. Harta karun ini ditemukan di gunung berapi purba di perbatasan antara Nevada dan Oregon, Amerika Serikat. Ia berupa deposit litium terbesar yang pernah ditemukan di dunia.

Hipotesis dari studi mengatakan bahwa harta karun Kaldera McDermitt, mengandung lebih dari dua kali lipat konsentrasi litium yang terlihat di lapisan tanah liat lainnya, yaitu sekitar 20 hingga 40 juta ton secara total.

Penelitian ini didanai oleh sebuah perusahaan pertambangan dengan metode yang direncanakan untuk menambang logam lunak berwarna keperakan. Namun hal tersebut masih penuh dengan kontroversi.

Sebab banyak ilmuwan, pemerhati lingkungan, peternak, dan orang-orang First Nations (suku asli Amerika/indian) merasa prihatin dengan keputusan pemerintah AS baru-baru ini yang menyetujui tambang Thacker Pass Lithium di Kaldera McDermitt. Tempat itu padahal berada di tanah suci bagi beberapa suku asli Amerika (indian) dan berisi habitat satwa liar yang berharga.

Saat ini, lithium seperti emas cair bagi produsen mobil. Komponen ini digunakan untuk membuat baterai pada kendaraan listrik, dan untuk memenuhi permintaan yang meningkat pesat hingga jutaan metrik ton pada tahun 2040.

Peralihan dari bahan bakar fosil adalah hal yang paling penting, tetapi solusi iklim ini bukanlah solusi yang sempurna.

Faktanya, desakan global untuk menggali lebih banyak litium dapat menimbulkan dampak buruk yang serius terhadap alam dan manusia. Pengoperasian litium dapat merusak ekosistem, menguras air tanah, dan menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Selama pembuatan baterai, bahan bakar fosil juga dibakar.

Saat ini, AS sangat bergantung pada China untuk produksi litiumnya, sehingga baru-baru ini ada dorongan untuk menambang lebih banyak di lahan federal. Jika semuanya berjalan lancar, tambang Thacker Pass Lithium akan menjadi tambang skala besar kedua di negara ini.

Proyek ini dimiliki oleh Lithium Nevada, LLC, anak perusahaan Lithium Americas Corporation (LAC), yang mendanai penelitian terbaru.

Menurut tinjauan terbaru perusahaan tersebut, tepi paling selatan kaldera, termasuk Thacker Pass, mengandung konsentrasi litium tertinggi di wilayah tersebut.

Para ahli dari Lithium Nevada, Universitas Oregon, dan lembaga penelitian GNS Science di Selandia Baru, mengungkap, ketika gunung berapi kuno meletus sekitar 16 juta tahun yang lalu, magma cair panas menyembur melalui celah dan celah tanah dan memperkaya tanah liat dengan litium.

Sebagian besar tanah liat kaldera disebut mengandung magnesium smektit yang merupakan sumber litium.

Namun di tepi paling selatan kaldera, para peneliti telah menemukan jenis tanah liat yang tidak biasa, yang disebut ilit. Peneliti menemukan bahwa ilit terkonsentrasi secara khusus dengan litium.

Titik panas penambangan ini, menurut tim, kemungkinan besar disebabkan oleh kebangkitan kembali magma setelah danau kuno kaldera mengering.

Reaksi kimia yang terjadi akibat peristiwa ini akan menggantikan litium-smektit di sedimen danau dengan lapisan tanah liat litium-illit yang lebih kaya. Namun, hanya di dekat Thacker Pass, tidak di seluruh kaldera.

"Jika Anda memercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang sangat, sangat signifikan," kata Anouk Borst, ahli geologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik." pungkasnya.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital RI Era Prabowo

Lebih dari tiga dekade, fotografer kenamaan Carol M. Highsmith menjelajahi Amerika Serikat dan memotret tempat dan orang-orang yang membuat Amerika unik.

Lebih dari tiga dekade, fotografer kenamaan Carol M. Highsmith menjelajahi Amerika Serikat dan memotret tempat dan orang-orang yang membuat Amerika unik.

China menguasai 95 persen produksi dan pasokan logam tanah jarang global. FOTO/SCMP

- Provinsi Saskatchewan, Kanada bersumpah untuk bersaing dengan China dalam pemrosesan dan produksi tanah jarang dan menjadi sumber alternatif komersil pertama di Amerika Utara untuk logam-logam ini, yang digunakan untuk membuat magnet untuk kendaraan listrik dan turbin angin.

Fasilitas Pengolahan Tanah Jarang Dewan Riset Saskatchewan bertaruh bahwa permintaan akan magnet ini akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh permintaan dari produsen peralatan asli seperti produsen mobil.

Provinsi Kanada, yang merupakan rumah bagi tambang tembaga, kalium, dan uranium, dikenal dengan kehebatan tambangnya. Sementara, China menguasai 95 persen produksi dan pasokan logam tanah jarang global.

Monopoli nyaris sempurna ini memungkinkan negara ini mendikte harga dan menciptakan ketidakpastian bagi para pengguna akhir melalui kontrol ekspor.

Pada tahun lalu, China telah menerapkan kontrol ekspor terhadap beberapa logam penting seperti germanium, galium, dan antimon, sehingga memaksa pemerintah negara-negara barat untuk mencari alternatif.

Fasilitas pengolahan Tanah Jarang SRC telah memulai produksi dalam skala komersial dan berharap dapat mencapai target produksi 40 ton logam tanah jarang per bulan pada akhir tahun ini, cukup untuk menggerakkan setengah juta kendaraan listrik. Fasilitas ini telah menjalin kerja sama dengan klien-klien potensial di Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.

"Fokus kami adalah untuk tetap kompetitif dalam Indeks Harga Logam Asia," kata Muhammad Imran, wakil presiden SRC Rare Earth Element. "Kami terus berupaya mengoptimalkan fasilitas kami dengan menggunakan aplikasi kecerdasan buatan yang akan membuat proses kami tetap efisien," kata Imran dilansir dari SCMP, Rabu (24/9/2024).

Harga logam tanah jarang seperti neodymium praseodymium, yang dikenal sebagai NDPR, berfluktuasi antara USD65.000 dan USD75.000 per ton, harga yang ditentukan oleh pemerintah China. Namun, beberapa penambang telah meminta harga premium untuk logam yang diproduksi di luar RRT, dengan alasan bahwa logam-logam RRT diproduksi dengan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang rendah.

Terlepas dari itu, Imran mengatakan bahwa pasar akan tetap kompetitif dan para produsen harus siap untuk memenuhi titik referensi dari Indeks Logam Asia.

"Inilah yang dikatakan pasar tentang harga tanah jarang, jika seseorang dapat mencapai kesepakatan yang lebih baik, itu bagus, tetapi premium atau tidak ada premium, pasar akan tetap kompetitif," katanya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah "harta karun" masa depan dunia ditemukan di gunung berapi purba di perbatasan antara Nevada dan Oregon, Amerika Serikat. Harta karun tersebut berupa deposit litium terbesar yang pernah ditemukan di dunia.

Hipotesis dari studi mengatakan bahwa harta karun Kaldera McDermitt, mengandung lebih dari dua kali lipat konsentrasi litium yang terlihat di lapisan tanah liat lainnya, yaitu sekitar 20 hingga 40 juta ton secara total.

Penelitian ini didanai oleh sebuah perusahaan pertambangan dengan metode yang direncanakan untuk menambang logam lunak berwarna keperakan. Namun hal tersebut masih penuh dengan kontroversi.

Sebab banyak ilmuwan, pemerhati lingkungan, peternak, dan orang-orang First Nations (suku asli Amerika/indian) merasa prihatin dengan keputusan pemerintah AS baru-baru ini yang menyetujui tambang Thacker Pass Lithium di Kaldera McDermitt. Tempat itu padahal berada di lahan suci bagi beberapa suku asli Amerika (indian) dan berisi habitat satwa liar yang berharga.

Saat ini, lithium seperti emas cair bagi produsen mobil. Komponen ini digunakan untuk membuat baterai pada kendaraan listrik, dan untuk memenuhi permintaan yang meningkat pesat hingga jutaan metrik ton pada tahun 2040.

Peralihan dari bahan bakar fosil adalah hal yang paling penting, tetapi solusi iklim ini bukanlah solusi yang sempurna.

Faktanya, desakan global untuk menggali lebih banyak litium dapat menimbulkan dampak buruk yang serius terhadap alam dan manusia. Pengoperasian litium dapat merusak ekosistem, menguras air tanah, dan menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Selama pembuatan baterai, bahan bakar fosil juga dibakar.

Saat ini, AS sangat bergantung pada China untuk produksi litiumnya, sehingga baru-baru ini ada dorongan untuk menambang lebih banyak di lahan federal. Jika semuanya berjalan lancar, tambang Thacker Pass Lithium akan menjadi tambang skala besar kedua di negara ini.

Proyek ini dimiliki oleh Lithium Nevada, LLC, anak perusahaan Lithium Americas Corporation (LAC), yang mendanai penelitian terbaru.

Menurut tinjauan terbaru perusahaan tersebut, tepi paling selatan kaldera, termasuk Thacker Pass, mengandung konsentrasi litium tertinggi di wilayah tersebut.

Para ahli dari Lithium Nevada, Universitas Oregon, dan lembaga penelitian GNS Science di Selandia Baru, mengungkap, ketika gunung berapi kuno meletus sekitar 16 juta tahun yang lalu, magma cair panas menyembur melalui celah dan celah tanah dan memperkaya tanah liat dengan litium.

Sebagian besar tanah liat kaldera disebut mengandung magnesium smektit yang merupakan sumber litium.

Namun di tepi paling selatan kaldera, para peneliti telah menemukan jenis tanah liat yang tidak biasa, yang disebut ilit. Peneliti menemukan bahwa ilit terkonsentrasi secara khusus dengan litium.

Titik panas penambangan ini, menurut tim, kemungkinan besar disebabkan oleh kebangkitan kembali magma setelah danau kuno kaldera mengering.

Reaksi kimia yang terjadi akibat peristiwa ini akan menggantikan litium-smektit di sedimen danau dengan lapisan tanah liat litium-illit yang lebih kaya. Namun, hanya di dekat Thacker Pass, tidak di seluruh kaldera.

"Jika Anda memercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang sangat, sangat signifikan," kata Anouk Borst, ahli geologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik," imbuhnya.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tugas Data Center Dukung Transformasi Digital RI Era Prabowo

Nama Samuel Bellamy diingati sebagai salah seorang la.nun paling masyhur di Laut Caribbean. Kesohorannya banyak disumbang oleh kejayaan beliau dalam menghimpunkan harta karun antara yang terbesar nilainya – di mana sebahagiannya sudah pun dijumpai oleh ahli arkeologi dan dipamerkan di muzium tersendiri.

Samuel Bellamy dilahirkan pada tahun 1689 di Devonshire, England.  Kebanyakan maklumat berkaitan usia mudanya telah pun hilang. Setakat yang diketahui, beliau menyertai angkatan laut British dan terlibat dalam beberapa buah pertem.puran pada penghujung usia remajanya.

Beliau juga sempat mendirikan rumah tangga. Namun beberapa tempoh kemudian, beliau keluar meninggalkan anak isterinya untuk berlayar ke pantai Florida bagi memburu harta karun. Dalam perjalanan, Bellamy singgah di Pelabuhan Eastham, Massachusetts.

Sepanjang berada di sana, Bellamy menjalinkan hubungan dengan seorang gadis dan dikurniakan seorang anak. Cuma malangnya, anak itu hanya sempat hidup selama beberapa hari sebelum dijemput a.jal.

Bellamy kemudian sekali lagi meninggalkan kekasihnya demi membu.ru harta karun. Kali ini, beliau berangkat bersama rakannya yang bernama Paulsgrave Williams. Bellamy seterusnya memilih untuk menyertai kru la.nun Benjamin Hornigold setelah mengharungi bulan-bulan yang suram.

Nama Hornigold dikenali sebagai la.nun yang berpendiri an – beliau hanya menyasarkan kapal-kapal Perancis dan Sepanyol. Sikap toleransi Hornigold ke atas orang-orang taha.nan juga melonjakkan lagi prestijnya.

Namun, takdir menyediakan perjalanan yang berbeza. Pada bulan Jun 1716, anak-anak kapalnya ingkar dan berhasrat mahu menye.rang kapal-kapal Inggeris. Pengambil-alihan kepimpinan lantas berlaku. Hornigold digu.lingkan.

Atas persetujuan ramai, Samuel Bellamy diangkat sebagai kapten baru dengan Paulsgrave Williams menjadi orang kedua. Di bawah kepimpinan Bellamy, kru la.nun tersebut berhasil merom.pak lebih 50 buah kapal di Lautan Atlantik dan Caribbean dalam tempoh setahun singkat.

Disebabkan kepimpinannya yang bersifat terbuka, anak-anak buahnya menggelar beliau sebagai ‘Robin Hood La.nun’. Beliau juga sinonim dengan pakaian mahal, khususnya kot berwarna hitam. Kain selempangnya pula biasa dipenuhi dengan empat laras pis.tol. Justeru, beliau turut dijuluki ‘Black Bellamy’ (Bellamy Hitam).

Catatan sejarah menyifatkan beliau sebagai seorang yang berpostur tinggi, berbadan sasa, dan berpenampilan kemas. Kapal utamanya diberi nama Sultana. Kapal keduanya – Mary Anne – pula terkenal sebagai kapal yang pantas. Bersama dua buah kapal ini, Bellamy menempa nama sebagai ‘serigala Atlantik’ yang digeruni ramai.

Pada bulan Februari 1717, Bellamy berjaya meram.pas sebuah kapal pengangkut ham.ba milik Inggeris yang dikenali sebagai Whydah. Ketika itu, kapal tersebut sedang dalam perjalanan ke Jamaica dengan membawa muatan emas, perak, dan gading. Kapal ini dianggap sebagai ram.pasan terbesar dalam karier Bellamy. Justeru, tidak hairan jika beliau sanggup menggantikan Sultana dengan Whydah.

Whydah merupakan kapal geliung seberat 300 tan yang mempunyai tiga layar dan berukuran 34 meter panjang. Dicatatkan, kelajuannya mampu mencecah sehingga 13 knot (24 km/h). Nama kapal ini diambil bersempena sebuah kerajaan di Afrika Barat, Ouidah. Ia dibina di London pada tahun 1715, dengan pemilikan asalnya kembali kepada seorang ahli Parlimen British bernama Sir Humphrey Morice.

Sebagai kapal pengangkut ham.ba, Whydah direka khas dengan teknologi paling terkehadapan. Persen.jata.annya juga tidak ketinggalan. Oleh kerana itu, sejarah menyifatkan keunggulan kapal Whydah sebagai satu dalam seribu.

Sehingga April 1717, karier Bellamy berjalan dengan lancar. Nasib malangnya bermula apabila perlayarannya diba.dai ribut kencang di Cape Cod, Amerika Syarikat. Sekitar lewat malam, Whydah merem.puh beting pasir yang berjarak kira-kira 152 meter dari Pantai Marconi.

Me.riam yang menjadi kebanggaan Bellamy habis menghen.tam badan kapal yang terjungkit terbalik sekali gus mengakibatkan kayu-kayannya berkecai dan berselerakan di lantai lautan. Menjelang pagi, kapal Mary Anne pula menerima nasib serupa.

Menurut laporan anak-anak kapal yang terselamat – dua dari Whydah dan tujuh dari Mary Anne – sewaktu kejadian ini berlaku, Whydah mengangkut lima tan emas, habuk emas, perak, batu permata, dan seumpamanya.

Petaka ini turut memangsakan Bellamy. Kebanyakan anak kapal yang terselamat pula diber.kas dan riwayat mereka ditamatkan di tali gan.tung – kecuali dua orang tukang kayu yang dibebaskan, dan seorang pengemudi warga India bernama Miskito (Bellamy memanggilnya John Julian, berusia 16 tahun) yang dijual sebagai ham.ba.

Kisah Bellamy bagaimanapun tidak terku.bur di sini. Nama beliau sekali lagi disebut-sebut selepas sepasukan arkeologis mengumumkan penemuan bang.kai kapal Whydah pada bulan Julai 1984. Penemuan ini diperakui sebagai bangkai kapal la.nun pertama yang pernah dijumpai di Amerika Utara.

Nilai khazanahnya juga diperakui sebagai antara yang paling besar – dengan berat keseluruhan khazanah yang dijumpai mencecah 4.5 hingga 5 tan, termasuklah gading, emas, dan matawang bernilai 20,000 hingga 30,000 pound sterling.

Tahun penemuan Whydah sebenarnya berlaku lebih awal, iaitu pada tahun 1982 oleh sepasukan penyelam yang diketuai dan dibiayai oleh Barry Clifford. Ketika dijumpai, Whydah berada sedalam 4.3 meter di bawah paras laut. Bersamanya, dijumpai lebih 200,000 buah artifak termasuklah laras-laras me.riam, emas, batu-batu berharga, barangan kemas, dan lain-lain.

Clifford dan anak-anak buahnya turut menemukan sejumlah sen.jata, pakaian, kelengkapan, dan barangan lain milik lanun. Antaranya termasuklah rantai gari, cincin, rantai leher, dan kepala tali pinggang. Penemuan paling menarik mungkin melibatkan sebahagian rangka milik lanun paling muda setakat yang diketahui – iaitu John King. Dipercayai, King baru berusia 9 tahun ketika berada di atas Whydah pada hari terakhirnya.

Pada tahun 1985, Clifford menjumpai loceng kapal yang diukir padanya tulisan ‘The Whydah Galley 1716’. Berbekalkan artifak-artifak yang tidak terhitung banyaknya ini, Clifford kemudian menubuhkan The Whydah Pirate Museum (Muzium Lanun Whydah) di MacMillan Wharf, Massachusetts. Muzium ini didedikasikan sepenuhnya buat Samuel Bellamy dan Whydah, dengan ribuan artifak daripada bangkai kapal sebenar dipamerkan di sana.

TERJEMAHAN Natalia Klimczak. (11 Januari 2016). Samuel Bellamy and the Treasure of Whydah. Ancient Origins.

Perhatian sebentar… — Sejak 2012, kami bersungguh menyediakan bacaan digital secara percuma di laman ini dan akan terus mengadakannya selaras dengan misi kami memandaikan anak bangsa.

Namun menyediakan bacaan secara percuma memerlukan perbelanjaan tinggi yang berterusan dan kami sangat mengalu-alukan anda untuk terus menyokong perjuangan kami.

Tidak seperti yang lain, The Patriots tidak dimiliki oleh jutawan mahupun politikus, maka kandungan yang dihasilkan sentiasa bebas dari pengaruh politik dan komersial. Ini mendorong kami untuk terus mencari kebenaran tanpa rasa takut supaya nikmat ilmu dapat dikongsi bersama.

Kini, kami amat memerlukan sokongan anda walaupun kami faham tidak semua orang mampu untuk membayar kandungan. Tetapi dengan sokongan anda, sedikit sebanyak dapat membantu perbelanjaan kami dalam meluaskan lagi bacaan percuma yang bermanfaat untuk tahun 2024 ini dan seterusnya. Meskipun anda mungkin tidak mampu, kami tetap mengalu-alukan anda sebagai pembaca.

Sokong The Patriots dari serendah RM2.00, dan ia hanya mengambil masa seminit sahaja. Jika anda berkemampuan lebih, mohon pertimbangkan untuk menyokong kami dengan jumlah yang disediakan. Terima kasih. Moving forward as one.

Pilih jumlah sumbangan yang ingin diberikan di bawah.

RM2 / RM5 / RM10 / RM50 — Terima kasih